LAPORAN PRAKTIKUM
KOLONISASI NYAMUK
Dosen mata kuliah : Drs. Adib Suyanto, M.Si Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Pengendalian Vektor dan Binatang Pengganggu
Penyusun :
1. Ardhian Dwi P.U (P07133114045)
2. Dani Novita Putri (P07133114052)
3. Ika Wulandari (P07133114061)
4. Muryanti (P07133114066)
5. Nahya Turofi’ah (P07133114067)
6. Nur ‘Aeni (P07133114068)
7. Nur Azizah (P07133114069)
8. Rarasati Faturrahman (P07133114073)
9. Ria Asrini Nurjanah (P07133114075)
10. Tri Purna Anggraini (P07133114080)
KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES YOGYAKARTA
JURUSAN D III KESEHATAN LINGKUNGAN
2015
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di era yang modern ini masih saja banyak masalah kesehatan yang di timbulkan oleh serangga, salah satunya adalah masalah yang di timbulkan oleh nyamuk. Nyamuk merupakan salah satu vektor penyakit yang dapat dikatakan berbahaya dikarenakan ada jenis nyamuk yang dapat menyebabkan penyakit yang berdampak. kematian pada manusia.
Nyamuk dapat berkembangbiak di tempat-tempat air yang tergenang. Beda tempat perkembangbiakannya beda pula jenis nyamuk yang ada. Nyamuk mengalami metamorphosis sempurna dalam perkembangbiakannya.
Telah banyak penyakit-penyakit yang ditemukan pada manusia yang disebabkan oleh nyamuk, beberapa diantaranya adalah demam berdarah, malaria dan filarial. Bahkan telah mewabah pada saat musim hujan dan sangat mengganggu kesehatan manusia sendiri.
Maka dari itu kita perlu untuk mengetahui bagaimana perkembangan nyamuk mulai dari (telur-larva-pupa-dewasa) serta mengetahui berapa lama masa metamorfosis pada tiap-tiap tahap perkembangan nyamuk agar kita dapat mngetahui lebih dini cara pengendaliannya.
Nyamuk termasuk jenis serangga yang masuk pada kelas Hexapoda orde Diptera. Pada umumnya nyamuk mengalami 4 tahap dalam siklus hidupnya (metamorfosis) yaitu telur, larva, pupa, dewasa. Nyamuk Aedes aegypti mengalami metamorfosis sempurna yaitu telur-larva-pupa-dewasa.
Stadium telur, larva dan pupa hidup di dalam air, sedangkan stadium dewasa hidup diluar air. Pada umunya telur akan menetas dalam 1-2 hari setelah terendam dalam air. Stadium jentik biasanya berlangsung antara 5-15 hari, dalam keadaan normal berlangsung 9-10 hari. Stadium berikutnya adalah stadium pupa yang berlangsung 2 hari, kemudian menjadi nyamuk dewasa dan siklus tersebut akan berlangsung kembali. Dalam kondisi yang optimal, perkembangan dari staadium telur sampai menjadi nyamuk dewasa memerlukan waktu sedikitnya 9 hari. Induk nyamuk biasanya meletakkan telur nyamuk pada tempat yang berair dan tidak mengalir. Pada tempat yang kering, telur nyamuk akan rusak dan mati. Kebiasaan meletakkan telur dari nyamuk berbeda0beda tergantung dari jenisnya.
Maka dari itu kita perlu untuk mengetahui bagaimana perkembangan nyamuk mulai dari (telur-larva-pupa-dewasa) serta mengetahui berapa lama masa metamorfosis pada tiap-tiap tahap perkembangan nyamuk agar kita dapat mngetahui lebih dini cara pengendaliannya.
Nyamuk termasuk jenis serangga yang masuk pada kelas Hexapoda orde Diptera. Pada umumnya nyamuk mengalami 4 tahap dalam siklus hidupnya (metamorfosis) yaitu telur, larva, pupa, dewasa. Nyamuk Aedes aegypti mengalami metamorfosis sempurna yaitu telur-larva-pupa-dewasa.
Stadium telur, larva dan pupa hidup di dalam air, sedangkan stadium dewasa hidup diluar air. Pada umunya telur akan menetas dalam 1-2 hari setelah terendam dalam air. Stadium jentik biasanya berlangsung antara 5-15 hari, dalam keadaan normal berlangsung 9-10 hari. Stadium berikutnya adalah stadium pupa yang berlangsung 2 hari, kemudian menjadi nyamuk dewasa dan siklus tersebut akan berlangsung kembali. Dalam kondisi yang optimal, perkembangan dari staadium telur sampai menjadi nyamuk dewasa memerlukan waktu sedikitnya 9 hari. Induk nyamuk biasanya meletakkan telur nyamuk pada tempat yang berair dan tidak mengalir. Pada tempat yang kering, telur nyamuk akan rusak dan mati. Kebiasaan meletakkan telur dari nyamuk berbeda0beda tergantung dari jenisnya.
B. Tujuan
1. Mengetahui metamorfosis nyamuk.
2. Mengetahui periode waktu pada tiap tahap perkembangan nyamuk.
C. Manfaat
1. Mahasiswa mampu melakukan kolonisasai nyamuk.
2. Menambah pengetahuan mahasiswa tentang metamorphosis nyamuk.
3. Menambah pengetahuan mahasiswa tentang tahap perkembangan nyamuk.
BAB II
METODELOGI PENELITIAN
A. Alat Dan Bahan
1. Alat :
a. Kertas saring
b. Gelas plastik
c. Lakban
d. Kapas
e. Ovitrap
f. Tabung erlenmeyer
g. Aspirator
2. Bahan :
a. Air
b. Gula
c. Pelet
B. Cara Kerja
1. Mencari telur nyamuk
a. Melapisi gelas plastik dengan lakban
b. Melapisi bagian dalam gelas plastik dengan kertas saring lalu diberi air 2/3 air
sumur
c. Meletakan gelas plastik ditempat yang kira-kira terdapat nyamuk Aedes.
d. Mengamati setiap hari sampai terdapat bintik bintik hitam pada kertas saring.
e. Bintik bintik hitam adalah telur Aedes.
2. Menetaskan telur sampai menjadi pupa
a. Mengisi nampan dengan air sumur 1-2 cm
b. Meletakkan kertas saring yang terdapat telur kedalam nampan
c. Meletakkan nampan ditempat yang tidak terkena sinar matahari langsung
d. Setelah telur menetas menjadi larva
e. Memberi makan larva sampai berubah menjadi pupa.
f. Setelah beberapa hari larva akan berubah menjadi pupa.
g. Memindahkan pupa kedalam wadah yang baru.
h. Memasukkan kedalam sangkar nyamuk
i. Menyediakan makanan (gula pasir yang diencerkan) didalam sangkar nyamuk
yang diletakan dalam erlenmeyer yang diberi kapas.
j. Pupa akan menjadi nyamuk
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
1. Telur
Terdapat bintik-bintik hitam pada kertas saring
2. Larva
3. Pupa
4. Nyamuk didalam ovitrap
Tabel Pengamatan
No
|
Hari Ke-
|
Pengamatan
|
Keterangan
|
Fase Telur
| |||
1.
|
1 ( satu )
|
-
|
Pembuatan dan pemasangan
ovitrap
|
2.
|
2 (dua) – 3 (tiga)
|
Belum terdapat telur nyamuk
dalam ovitrap
|
-
|
3.
|
4 (empat)
|
Terdapat telur nyamuk
dalam ovitrap
|
Kertas saring dipindah ke
wadah/nampan berisi air
|
Fase Larva / Jentik nyamuk
| |||
4.
|
6 (enam)
|
Telur berubah menjadi
larva
|
-
|
Fase Pupa
| |||
5.
|
15 (lima belas)
|
Larva/jentik berubah menjadi
pupa
|
Pupa dipindahkan ke dalam wadah
baru dandimasukan ke dalam
sangkar nyamuk
|
Fase Nyamuk
| |||
6.
|
17 (tujuh belas)
|
Pupa berubah menjadi
nyamuk
|
-
|
B. Pembahasan
Pada praktikum kolonisasi nyamuk ini, terdapat 5 ovitrap yang dipasang satu diantaranya trdapat telur nyamuk. Telur di dalam ovitrap tersebut didapat setelah hari ke-4 pemasangan ovitrap. Keudian telur menetas menjadi larva dalam waktu kurang lebih 2 hari yaitu pada hari ke-6. Sembilan hari kemudian larva/jentik berubah menjadi pupa (hari ke-15). Pupa dipindahkan ke wadah baru dan dimasukkan ke dalam sangkar nyamuk. Di dalam sangkar nyamuk fase pupa berlangsung kurang lebih dua hari dan menjadi nyamuk pada hari ke-17. Perkembangan nyamuk pada praktikum kolonisasi ini tidak berlangsung optimal. Perkembangbiakan nyamuk yang optimal hanya membutuhkan waktu 9 hari dari fase telur sampai menjadi nyamuk, sedangkan pada praktikum ini kolonisasi nyamuk membutuhkan waktu 17 hari. Hal ini dipengaruhi oleh kondisi lingkungan tempat nyamuk berkembangbiak seperti intensitas cahaya matahari, suhu dan kelembaban.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Siklus hidup atau metamorphosa nyamuk berlangsung selama 13 hari. Dengan fase telur selama 2 hari. Fazse larva/jentik berlangsung selama 9 hari , fase pupa berlangsung selama 2 hari hingga pada akhirnya menjadi nyamuk. Sehingga jumlah hari yang dibutuhkan dalam kolonisasi nyamuk yaitu 17 hari. Dengan 4 hari untuk membuat dan memasang ovitrap serte menunggu ovitrap terisi telur nyamuk dan 13 hari sebagai metamorphosa nyamuk.
B. Saran
- Pengisian air pada ovitrap sebaiknya tidak terlalu banyak maupun terlalu sedikit.
- Pada pemasangan ovitrap sebaiknya ovitrap diletakkan pada tempat yang berpotensi menjadi sarang nyamuk
- Pemindahan telur, larva maupun pupa dari satu wadah ke wadah lain dilakukan secara hati-hati
Tidak ada komentar:
Posting Komentar